Pengelolaan Lingkungan "Air"
A. Gambaran
Umum IPAL Sewon
Instalasi
Pengelolaan Air Limbah(IPAL) Sewon merupakan instalasi pengelolaaan limbah
terpusat yang berada di Jalan Bantul KM 6, Dusun Cepit, Pendowoharjo, Sewon,
Bantul, Yogyakarta.IPAL Sewon dibangun mulai tahun
1994 - Desember 1995 dan mulai beroperasi padatanggal 1 Januari 1996.
Sistem IPAL ini menjangkau kurang lebih 1250 hektar daerah
pelayanan atau sekitar 110.000 penduduk dengan 18.420 sambungan yang terdiri
atas 17.330 sambungan rumah tangga dan 1.090 sambungan non rumah tangga. Luas
lahan IPAL Sewon ini adalah 6, 7 hektar. Wilayah pelayanan IPAL Sewon meliputi
seluruh Kota Yogyakarta, sebagian wilayah Kabupaten Bantul (5 kecamatan) dan
sebagian Kabupaten Bantul (3 kecamatan).
Secara garis besar keberadaan IPAL Sewon ini memiliki 3 manfaat
yakni perlindungan terhadap badan-badan air (sungai dan sumur) dari pencemaran
rumah tangga, peningkatan dan estetika lingkungan, pemanfaatan hasil IPAL
berupa pupuk organik dari lumpur air limbah.
B. Hasil
Kunjungan
1.
Proses
pengolahan air IPAL Sewon
Pengolahan air limbah yang
digunakan untuk mengolah limbah domestik di IPAL Sewon Bantul adalah dengan proses
pengolahan secara fisika biologi dan tidak menggunakan proses secara kimia.
Pengolahan air limbah di IPAL Sewon Bantul dapat dikelompokkan sebagai berikut
:
a.
Pengolahan
pendahuluan (pre treatment)
Pengolahan pendahuluan
yang digunakan meliputi saringan jeriji,saringan kasar, bak equalisasi dan
pengandap pasir (grift chamber).
b.
Pengolahan pertama (primary treatment)
Pengolahan pertama adalah
pengolahan yang bertujuan untuk menghilangkan zat padat tercampur di dalam air
limbah melalui pengendapan atau pengapungan.
c.
Pengolahan
kedua (secondary treatment)
Pengolahan kedua yang
digunakan dalam pengolahan air limbahdomestik di IPAL Sewon Bantul adalah
aerasi dan pertumbuhan bakteri.
d.
Pengolahan
lanjut (Ultimate disposal)
Pengolahan lanjut yang
digunakan dalam pengolahan air limbah domestik di IPAL Sewon Bantul adalah
pengolahan lumpur agar dapat dimanfaatkan kembali.
2.
Unit
pengolahan air limbah
Unit pengolahan air limbah
yang digunakan dalam IPAL Sewon Bantul meliputi:
a.
Saluran
pembawa
Air limbah yang dialirkan
sebelum masuk IPAL akan dilewatkan pada saluran pembawa. Saluran pembawa
berbentuk lingkaran terbuat dari betondengan diameter 100 - 130 cm.
b.
Rumah
pompa
Rumah pompa terdiri dari :
1) Bak equalisasi (equalition pond)
Tujuan bak equalisasi
dalam IPAL :
a) Untuk menjaga sistem pengolahan
biologis dari pembebanan bahan organik yang berfluktuasi.
b) Untuk mengawasi derajat pH
c) Untuk meredam aliran yang masuk bagi
sistem pengolahan fisik.
d) Untuk memberikan aliran yang kontinyu
pada sistem pengolahan biologis saat
IPAL sedang tidak dioperasikan.
e) Untuk memberikan kontrol kapasitas
aliran air limbah yang lebih merata.
f)
Mencegah
masuknya konsentrasi zat beracun yang tinggi dalamsistem pengolahan biologis.
Bak equalisasi di dalam
IPAL dirancang secara khusus sebagai bagian dari rumah pompa, sehingga dari
luar fungsinya tidak terlihat begitu jelas.
2) Saringan jeriji
Saringan jeriji terletak
sebelum pompa angkat. Berfungsi untuk memisahkan kotoran-kotoran seperti
tas-tas plastik dan bahan terapung lainnya dalam aliran masuk. Kotoran-kotoran
tersebut dipisahkan secara manual dengan penggaruk aluminium dari ayakan jeriji
dan dibuang minimal sehari sekali.
3) Water indicator level
Water indicator level
berfungsi menunjukkan ketinggian air limbahyang akan diolah dan jenis
pengoperasian pompa. Ada dua jenispengoperasian pompa berdasarkan ketinggian
air :
a) Operasi pompa otomatis
b) Operasi pompa manual
Jika ada peningkatan air
limbah yang terjadi pada saat hujan deras maka air limbah secara langsung
dibuang ke sungai menggunakan by pass, karena kualitas air limbah telah
memenuhi effluen standar yang dapat diterima oleh badan air penerima.
4) Pompa angkat
Pompa angkat jenis ulir
(screw) berjumlah tiga buah dengan kapasitas 10,7 m3/menit. Dimana
dua unit operasional dan satu unit sebagai cadangan.
Keuntungan menggunakan
pompa ulir:
a) Saluran air limbah lanjutan tidak
tersumbat oleh kotoran-kotoran tas-tas plastik dan bahan-bahan terapung
lainnya.
b) Mampu menurunkan beban BOD air limbah
sampai dengan30%.
c) Menghilangkan buih-buih tidak masuk ke
dalam kolam fakultatif.
c.
Bak
penangkap pasir (Grift Chamber)
Grift Chamber digunakan
untuk menyaring pasir, batu atau kerikil dan material kecil lainnya dari limbah
cair. Partikel yang diendapkan pada grift chamber mempunyai berat jenis yang
besar dan terdiri dari partikel-partikel anorganik dan organik. Pada umumnya
partikel yang diendapkan pada grift chamber adalah pasir. Grift chamber di IPAL
Sewon Bantul berjumlah satu buah dua jalur dan dilengkapi dengan :
1) Pompa pasir
Pompa pasir yang digunakan
berjenis pompa celup (submersiblepump) dengan spesifikasi alat berdiameter alat
100 x 1 m3/menit x15 m x 5,5 kw.
2) Siklon pemisah
Siklon pemisah yang
digunakan memiliki spesifikasi alat diameter 100 x 1 m3/menit dan
berjumlah dua buah. Siklon pemisah ini dihubungkan langsung dengan pipa
keluaran dari pompa pasir. Tanah dan pasir yang dikumpulkan pada dasar grift
chamber dihisap bersama kotoran oleh pompa pasir yang dipisahkan menjadi
padatan dan cairan di dalam siklon pemisah, lalu tanah dan pasir yang sudah
dipisah ditimbun pada ruang dasar siklon.
3) Saringan kasar Saringan kasar yang
digunakan berjumlah dua buah dengan spesifikasi alat W 2000 x 40 mm (ukuran
mesh). Berfungsi untuk menghilangkan kotoran-kotoran plastik dan kotoran
mengapung lainnya yang lolos dari saringan jeriji. Kotoran tersebut dihilangkan
dari saringan kasar dengan cara manual dengan penggaruk aluminium satu atau dua
kali dalam sehari.
d. Laguna aerasi fakultatif
Laguna aerasi fakultatif merupakan salah
satu jenis pengolahan air limbah secara biologis dengan memanfaatkan tiga
jenis bakteri, yaitu bakteri aerob, anaerob dan fakultatif (aerob-anaerob)
untuk mendegradasi kandungan bahan pencemar yang terdapat dalam
air limbah. Laguna aerasi fakultatif dirangkai dalam dua kolam pararel dan
tiap kolam terdiri dari dua buah kolam atau laguna, dengan demikian semuanya
berjumlah empat kolam atau laguna. Tiap kolam dilengkapi denganaerator berjenis
surface aeration dan waktu tinggal air limbah dilaguna aerasi fakultatif ±5,5 hari.
Laguna aerasi fakultatif juga dilengkapi
dengan :
1) Aerator Aerator yang digunakan berjumlah empat buah, type surfaceaeration
dengan spesifikasi alat diameter 2000 x 48 rpm x 30 kw.
Meskipun
laju alir masukan dari kotoran lebih kecil dari laju alir rancangan, kotoran
harus tetap diumpan ke saluran laguna. Jikalaju alir masukan dari kotoran 80%
lebih kecil dari harga rancangan, maka dapat dioperasikan hanya satu kolam saja
(No.1-1/1-2 atau No. 2-1/2-2). Pada kasus ini aerator No. 1-1/1-2 atauNo.
2-1/2-2 harus dioperasikan.
2) Kapal utama unit pembuangan lumpur
Kapal
utama unit pembuangan lumpur satu buah dengan spesifikasi alat W 2300 x L 6000
X H 1000 bertenaga mesin. Berdasarkan harga rancangan 3300 m3 (110.000 orang
dalam daerah layanan dan menghasilkan lumpur 30 lt/orang.th : (110.000orang x
30 lt/org.th x 1000 = 3300 m3/th) lumpur per tahun akan terkumpul dalam laguna
aerasi fakultatif. Alat pembuang lumpur yang digunakan terdiri dari atas sebuah
unit penghisap dengan kapasitas 20 m3/jam (kandungan 20% padatan dan 80 %
cairan) pada sebuah kapal utama.
3) Indikator ikan
Ikan
digunakan sebagai bioindikator terhadap tingkat pemulihan kualitas air melalui
proses pengolahan. Jika ikan yang dijadikan indikator mati, maka hal itu
menunjukkan bahwa kualitas air limbah masih jelek.
e.
Kolam
pematangan
Air
limbah yang telah diolah di kolam fakultatif dialirkan ke kolam pematangan
dengan maksud untuk menstabilkan air limbah sebelum dibuang ke badan air. Kolam
pematangan terdiri dari dua sistem yang dirangkai secara pararel dengan kolam
fakultatif. Setelah penghilangan kotoran organik dan bakteri collon bacilli,
limbah olahan selanjutnya di alirkan ke dalam Sungai Bedog melalui pipa beton
dan saluran terbuka.
f.
Tempat
pengeringan lumpur (sludge drying bed)
Lumpur
yang terkumpul dari dalam laguna aerasi fakultatif di buang ke tempat pengeringan
dengan menggunakan unit pembuangan lumpur setahun sekali. Tempat pengeringan
lumpur keseluruhannya terdiri dari 25 kolam, dibagi menjadi tiga bagian. Bagian
No. 1 terdiri dari 9 kolam dan bagian No.2/No.3 masing-masing terdiri dari
8kolam. Kapasitas efektif dari satu kolam sekitar 240 m3. Jika konsentrasi
lumpur 20 % maka kapasitas unit pembuangan lumpur adalah 20 m3/jam. Sehingga
satu kolam pengering akan penuh dalam dua hari jika waktu operasi 6 jam/hari.
Lumpur
yang berada pada tempat pengeringan lumpur terbagi menjadi lapisan atas yang
jernih dan lumpur yang kental pada bagian bawah. Batang penutup dipindahkan
untuk mengeluarkan lapisan atas yang jernih dari tempat pengeringan. Operasi
seperti ini diulangi untuk mengentalkan lumpur hingga cairan tidak dapat
dipisahkan lagi. Setelah lumpur dikeringkan dengan panas matahari sampai bisa
dikeluarkan dengan pengeruk/sekop. Setelah dikeringkan di terik matahari 2-3
bulan, lumpur kering dibawa dengan sebuah lori dan dibuang di tempat pembuangan
lumpur.
3.
Proses
pengolahan air buangan
Air
limbah domestik yang berasal dari kota Yogyakarta dansebagian Kabupaten Sleman
serta Kabupaten Bantul dialirkan melalui jaringan pipa yang telah ada pada
jaman Belanda. Sistem jaringan pipa yang menuju ke IPAL juga dilengkapi dengan
pipa penggelontor.
Fungsi
dari pipa penggelontor adalah untuk melarutkan sampah-sampah yang ada dalam
pipa-pipa yang tidak disingkirkanakan menghambat laju aliran air limbah ke
IPAL. Air penggelontor diambil dari empat inlet, yaitu Dam Bendolele, Dam
Pogung, Dam Prawirodirjan dan Selokan Mataram. IPAL sebagai tujuan akhir
merupakan titik terendah dibandingkan dengan jaringan pipa keseluruhan,
sehingga jaringan pipa air limbah ini memanfaatkan sistem pengaliran secara
gravitasi dalam pengaliran air limbahnya.
Limbah
kota (kotoran) dipompakan ke dalam grift chamber dengan menggunakan pompa
angkat. Sebelum pompa angkat tersebut dipasangi jeriji untuk melindungi pompa
dari kerusakan akibat benda-benda besar seperti sampah. Pompa angkat tersebut
jenis ulir (screw). Pompa tersebut menghisap limbah secara kontinu tanpa
tersumbat oleh kotoran-kotoran yang terbawa aliran limbah. Pada IPAL ini dipasang
tiga buah pompa, dimana satu buah sebagai cadangan. Pompa jenis screw dapat
dikendalikan secara otomatis berdasarkan kuantitas air limbah yang mengalir.
Dengan
pompa angkat limbah kotor dituangkan ke dalam grift chamber dimana
kotoran-kotoran kasar dan berat seperti tanah dan pasir akan mengendap.
Keluaran dari grift chamber dialirkan kesaringan kasar untuk menangkap
kotoran-kotoran seperti kantung plastik, ranting kayu dan kotoran lainnya akan
mengendap dan berkumpul di dasar grift chamber. Kotoran tersebut kemudian
dialirkan dengan menggunakan pompa celup (submersible pump) dan akan dipisahkan
dari limbah cair dan padatan dengan menggunakan siklon pemisah. Kemudian
padatan ditampung dalam hooper yang berada dibawah siklon dan dibuang secara
berkala, sedangkan limbah cair dikembalikan ke dalam grift chamber. Limbah
kotor yang telah diolah secara fisik tersebut diumpankan melalui tangki
distribusi ke laguna aerasi fakultatif.
Laguna
aerasi fakultatif dibagi dalam dua jalur dan tiap jalur terdiri dari dua kolam
yang dirangkai secara seri. Di dalam laguna aerasi fakultatif, kotoran-kotoran
organik yang terkandung dalam limbah kotor akan diuraikan dan dihilangkan
secara biokimiawi dengan bantuan bakteri aerobik dan anaerobik. Pada permukaan
laguna aerasi fakultatif, aerator mekanis dipasang sebagai pemasok oksigen,
kemudian kotoran organik diuraikan oleh bakteri aerobik secara bersamaan pada
bagian dasar atau bawah laguna yang tidak mengandung oksigen terjadi penguraian
kotoran organik oleh bakteri anaerobik.
Setelah
penghilangan kotoran organik dilaguna aerasi, limbah olahan tersebut dialirkan
ke kolam pertumbuhan seperti halnya laguna aerasi fakultatif, kolam pertumbuhan
juga terdiri dari dua sistem yang dirangkai secara pararel. Setelah
penghilangan kotoran selanjutnya dialirkan ke dalam Sungai Bedog melalui pipa
beton dan saluran terbuka. Lumpur yang mengendap di dasar laguna aerasi
fakultatif, diurai oleh bakteri anaerobik dan lumpur tersebut harus dikuras
atau dihisap setiap satu sampai dua tahun sekali secara vakum dengan menggunakan
ejector udara.
Lumpur
yang terkumpul dihisap dan kemudian ditampung di dalam bak-bak pengeringan
lumpur. Kemudian lumpur dikeringkan secara alamiah, selanjutnya lumpur kering
tersebut dimusnahkan di tempat pengolahan limbah padat yang berada di luar
lahan pengelolaan limbah kota ini.
4.
Diagram
Alir proses pengolahan
Dari
penjelasan kuantitas dan kualitas air limbah domestik yang akan diolah maka di
design alat-alat pengolahan yang dimaksudkan agar air limbah domestik tersebut memenuhi
baku mutu yang ditetapkan. Pengolahan tesebut pada dasarnya terdiri dari satuan
operasi dan satuan proses yang keduanya saling terkait dan menentukan daya guna
atau efisiensi bangunan-bangunan pengolahan, yang kemudian menghasilkan
effluent yang memenuhi baku mutu yang ditetapkan.Pengelolaan:
Pengolahan
yang digunakan di IPAL Sewon adalah pengolahan biologi dengan mempergunakan
bakteri aerob sehingga pada instalasi ini keberadaan aerator menjadi sangat
vital. Hal ini terjadi karena aerator memiliki fungsi untuk memasok oksigen
yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan polutan. Apabila terjadi
kerusakan pada aerator tentu proses pengolahan tidak berjalan dengan baik dan
limbah tersebut dapat menimbulkan masalah baru.
Limbah
yang masuk ke Instalasi Pengolahan Air Limbah yang terlayani sampai saat ini
belum memenuhi batas maksimal sesuai dengan rancangan awal hal ini mungkin juga
disebabkan karena IPAL Sewon yang menggunakan gaya gravitasi untuk mengalirkan
air limbahnya sehingga daerah yang
terlayani hanya pada daerah yang letak tanahnya lebih tinggi dari IPAL Sewon.
Rancangan
awal dari IPAL Sewon hanya menampung air limbah saja, namun kenyataannya masih
ditemukan berbagai limbah padat yang ikut terbawa oleh aliran limbah hal ini
terjadi mungkin karena kesadaran masyarakat yang masih kurang. Sampah-sampah
itu akhirnya menyumbat aliran limbah pada titik-titik tertentu. Salah satu
dampak dari adanya sampah yang terikut aliran air limbah adalah pihak IPAL
secara rutin harus melakukan pembersihan saluran perpipaan. Selain itu terdapat
banyak sampah yang terikut hingga pada grift chamber sehingga secara rutin
pihak IPAL melakukkan pengambilan sampah secara manual.
Pemeriksaan
saluran perpipaan yang dilakukan oleh pihak IPAL mengalami berbagai kendala
karena keterbatasan personil, dan jalur perpipaannya yang panjang, sehingga
terdapat beberapa titik yang dalam jangka waktu bertahun-tahun baru
dibersihkan. Titik-titik itu biasanya terdapat pada jalur perkampungan,
Air limbah
yang diperbolehkan masuk ke IPAL sewon adalah seluruh air limbah domestik dari
kegiatan kerumah tanggaan. Seluruh limbah tersebut diperbolehkan memasuki inlet
secara langsung, kecuali tinja dari hasil pembersihan septic tank dan juga
limbah laundry. Untuk penanganan kedua limbah tersebut, pihal IPAL Sewon
menyediakan bak penampung sebelum dimasukkan ke inlet pengolahan. Jadi limbah
tinja dan laundry didiamkan dulu dalam kurun waktu tertentu, hal ini bertujuan
agar efek samping dari kerusakan yang mungkin timbul akibat kedua limbah
tersebut. Limbah loundry memliki kadar pH yang cukup tinggi sehingga bisa
merusakkan komponen pengolah. Namun sampai saat ini tempat yang digunakan untuk
menampung limbah tinja dan laundry hanya terdiri dari sebuah bak yang di
atasnya ditutup dengan menggunakan plastik, bak ini kurang efektif untuk
digunakan sebagai penmapung, terutama untuk menampung tinja karena tinja
mengandung bakteri patogen yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia.
IPAL
Sewon merupakan instalasi yang khusus untuk mengolah limbah cair, namun pada
musim hujan akan terjadi kenaikan debit limbah akibat tercampurnya air hujan
dengan air limbah. Air hujan ini dapat terikut ke saluran limbah karena pipa
saluran limbah sudah terlalu lama digunakan sehingga terjadi kebocoran di
beberapa titik.
Pengolahan
dengan sistem lumpur aktif tentu akan menimbulkan bahan sisa sludge. Lumpur
hasil sisa dari pengolahan ini ditampung pada bak pengering lumpur setelah
disedot dari kolam aerasi. Sampai saat ini lumpur-lumpur ini belum mengalami
pengolahan karena lumpur hasil pengolahan limbah cair dikategorikan sebagai B3.
ass wr wb
BalasHapusseiring perkembangan industri yang kian meningkat di indoensia. terutama dalam pembangunan Rumah Sakit, Hotel dan Pabrik Pabrik terutama Pabrik Textil, Tidak Menutup Kemungkinan dapat meningkatkan pencemaran lingkungan yang di akibatkan air limbah dari institusi tersebut. untuk mengurangi dampak tersebut kami PT. BANYU BIRU BERKAH SEJATI menyediakan jasa konsultasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Hubungi kami disini http://banyubiruberkahsejati.co.id/